FKK Unusa menciptakan inovasi baru untuk mengatasi stunting


“Inovasi dari kegiatan ini berangkat dari penelitian seorang mahasiswi, yang kemudian kita bersama melakukan tindak lanjut dan implementasi. Akhirnya kita bentuk NU-Posting di Desa Parseh ini, sekaligus kita ciptakan aplikasi NU-Posting untuk memudahkan pemantauan dan edukasi kepada masyarakat” jelasnya.Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan hasil tindak lanjut implementasi dari penelitian yang dilakukan oleh Irawati, seorang mahasiswi profesi bidan Unusa yang telah lulus pada Mei 2024. Penelitiannya berfokus pada penanggulangan masalah stunting melalui pijat Tuina, sebuah teknik pijat tradisional yang berasal dari Tiongkok. Dalam penelitian tersebut, Irawati menemukan bahwa pijat Tuina dapat memberikan dampak positif dalam mencegah stunting pada anak-anak.


FKK Unusa menciptakan inovasi baru untuk mengatasi stunting“Harapan kami inovasi ini dapat meningkatkan keilmuan, dan kami berupaya semaksimal mungkin agar inovasi ini dapat terus dilanjutkan atau sustainable,” tukasnya.

Ditambahkannya, kegiatan ini mendapatkan pendanaan dari Program Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2024 Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Irawati, mahasiswa lulusan profesi bidan Unusa, mengatakan bahwa dirinya merasa bangga dan bersyukur dapat menerapkan penelitiannya ini menjadi kegiatan yang solutif, bahkan dapat dikembangkan menjadi sebuah teknologi inovasi. “Alhamdulillah yang awalnya saya hanya menjadikan ini sebagai penelitian studi, akhirnya didukung penuh beberapa pihak diantaranya dosen saya di Unusa, Kepala Desa Parseh juga memfasilitasi posyandu rutin di Desa Parseh wilayah kerja Puskesmas Jaddih sebagai upaya pencegahan stunting juga. Semoga dengan pijat tuina bisa mengatasi permasalahan stunting di Indonesia ini,” ucapnya.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Kepala Kecamatan Socah, Kepala Puskemas Jaddih.

Ibu Hj. Nur Hotibah, S.ST. Bd. M.M.Kes., selaku Kepala Dinkes Kabupaten Bangkalan mengungkapkan, hasil penelitian dari awal tahun 2022 di Kecamatan Socah, balita kategori gizi buruk terdata di angka 3,9 persen. Dan saat ini telah menurun drastis bahkan hingga nol gizi buruk. Sementara untuk kategori balita kurang gizi yang sebelumnya di angka 8,2 persen, sekarang turun di angka 6 persen.

“Melalui metode pijat tuina ini, penurunan angka gizi buruk dan gizi kurang sangat drastis dan sangat bermanfaat bagi para balita, khususnya di Puskesmas Jaddih. Kami sangat bersyukur juga atas inovasi yang dikembangkan oleh pihak Unusa dengan adanya NU-Posting juga, yang didalamnya ada modul pijat tuina, modul edukasi tentang menu varian makanan untuk mengatasi atau mencegah stunting,” tukasnya.

refrensi:Universitas NU Surabaya - UNUSA

kunjungi blog teman saya juga:GALIH AHMAD IRLYAN (galihhmd99.blogspot.com)
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME MATERI PKKMB UNIVERSITAS DAY 1

PKKMB DAY 2